Simburcahaya.com – Aktivitas angkutan batu bara yang melibatkan ribuan truk di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Merapi Barat, setiap hari mengakibatkan kemacetan parah dan kebisingan yang meresahkan warga setempat.
Truk-truk berukuran besar yang mengangkut batu bara dari sekitar 22 perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut, melintas sepanjang hari di jalan publik yang juga digunakan warga.
Sumhayana (46), warga Desa Muara Maung yang rumahnya berada tak jauh dari jalan raya, ketika diwawancarai, Selasa (23/6/2025) mengeluhkan kondisi tersebut.
“Setiap hari dan bahkan pada malam hari truk semakin ramai, rumah saya bergetar karena ribuan truk melintas. Suara mereka sangat bising dan sulit bagi kami untuk tidur nyenyak. Aktivitas mereka seperti tak pernah berhenti,” ujarnya.
Ia bercerita tak hanya merasakan getaran dan bising, kemacetan akibat antrean kendaraan yang mengular, memperparah kondisi lalu lintas setiap hari mesti dihadapi warga.
“Kami sudah sangat terganggu, kami ingin pemerintah dan perusahaan mencari solusi atas kondisi ini,” ujar diaa.
Warga berharap pemerintah dan pihak perusahaan segera mencari solusi, seperti pembatasan jam operasional, pembuatan jalan khusus tambang, atau pengawasan ketat terhadap dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas tambang tersebut.
Sebelumnya, salah seorang sumber dari perusahaan tambang batu bara mengungkapkan kalau setiap malam ia mencatat setidaknya 1.000 unit truk batu bara yang keluar dari perusahaan tersebut.
“Itu baru satu perusahaan saja, sementara di Merapi Area ada puluhan perusahaan tambang batu bara yang beroperasi,” kata dia.
Teks : Reza Yuliana
Foto : Arya
Peserta Pelatihan Jurnalis Warga PPMN
