Simburcahaya.com – Petani di lingkar PLTU Keban Agung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan semakin resah karena tiga anak Sungai Lematang kini rusak akibat aktivitas PLTU di daerah tersebut. Sungai tesebut adalah Sungai Pule, Sungai Pendian dan Sungai Kahang yang selama ini digunakan untuk kebutuhan air bersih dan menyiram tanaman.
“Kami melakukan pengambilan contoh air dari tiga sungai tersebut, dan hasil pengecekan disinyalir mengandung limbah bahan berbahaya beracun atau B3. Karena menjadi area pembuangan limbah cair PLTU dan terdapat kandungan oli,” kata Ketua Yayasan Anak Padi, Sahwan, belum lama ini.
Darmiana (56) salah seorang petani perempuan di lingkar PLTU Keban Agung, mengungkapkan sejak beroperasinya PLTU petani tidak lagi bisa mengandalkan kebutuhan hidupnya dari hasil kebun. Akibat produktivitas tanaman yang mereka budidayakan terus mengalami penurunan.
Ia mencontohkan dulu dalam satu bidang sawah bisa menghasilkan 300 kilogram padi, kini tidak bisa berharap lagi karena kadang kala hanya mampu mengumpulkan 30 kilogram padi saat panen.
Kondisi yang sama juga juga diceritakan Supri (67) yang mengakui sejak kehadiran industry ekstraktif yang menghasilkan energi kotor, tak hanya sungai yang tercemar tetapi kebun miliknya juga terdampak.
“Kami kini tidak bisa bergantung lagi pada hasil kebun, karena terjadi penurunan yang signifikan,” kata dia.
Teks : Meliasantri
Foto : Meliasantri
Peserta Pelatihan Jurnalis Warga PPMN









