Meminjam kalimat seorang kawan “Kini Perempuan Indonesia Cenderung semakin Konservatif” mengingat betapa luar biasanya perempuan-perempuan di masa lalu, sebelum Indonesia dijajah kolonial semestinya kalimat tersebut hanya sekedar ungkapan tanpa berdasar, bukan menjadi fakta kondisi kekinian perempuan Indonesia.
Karena sejarah menunjukan eksistensi perempuan yang berdaya di Nusantara ini, berperan penting di masa lampau, seperti Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga dikenal sebagai pemimpin perempuan yang tegas, jujur dan adil , ada HR Rasuna Said jurnalis dan pejuang perempuan dari Sumatera Barat dan SK Trimurti, jurnalis yang juga politisi perempuan pertama yang menjabat menteri.
Di Sumatera Selatan, ada Ratu Sinuhun istri pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam, Sido Ing Kenayan yang menyusun sebuah kitab dinamai Simbur Cahaya atau Undang-Undang Simbur Cahaya (UUSC) yang isinya berupa aturan-aturan adat dalam bermasyarakat di Sumatera Selatan.
Termasuk aturan bagaimana hubungan bujang dan gadis hingga perkawinan dengan berprinsip pada kesetaraan dan pemberlakuan hukuman denda bagi laki-laki yang melakukan pelecehan meskipun hanya menyenggol tangan gadis.
Berangkat dari itu, kolaborasi jurnalis dan penggiat organisasi masyarakat sipil (CSO) yang selama ini aktif dalam sejumlah komunitas dan mengadvokasi warga yang terdampak dari kebijakan tidak populis dan masih kentalnya praktik patriarki membangun media yang fokus pada isu perempuan dan kelompok minoritas untuk menghasilkan produk jurnalistik yang menginspirasi perempuan, anak dan komunitas di Sumatera Selatan sehingga berdaya dan mengusung budaya egaliter, melek teknologi, aktif menjaga lingkungan, berwawasan keilmuan luas serta waspada dan melawan informasi hoaks.
Tim Redaksi

Nila Ertina FM
(Pemimpin Redaksi)
Aktif menjadi jurnalis sejak tahun 2003 meliput beragam isu, seperti ekonomi, politik, kesetaraan dan budaya kini sangat tertarik untuk fokus pada isu kesetaraan bagi semua umat manusia di muka bumi ini. Semangat membara untuk terus belajar dan berbagi menjadi modal baginya berkembang dan melaju di dunia jurnalisme

Reza Yuliana
(Reporter)
Tumbuh di wilayah yang memiliki SDA melimpah ruah tetapi kini rusak akibat eksploitasi batu bara membuat Reza sadar betul kalau perjuangan ia dan warga lainnya tak cukup hanya menyampaikan kritik dengan aksi di desa atau di kantor Pemkab, tetapi mereportase dan menulis kemudian mempublikasikan dampak kerusakan lingkungan bagian yang sungguh penting. Kelak, mimpi daerahnya kembali hijau dan berlimpah hasil panen buah-buahan menjadi nyata.

Nurazizah, SE
(Manager keuangan)
Lulusan sarjana Akuntansi salah satu kampus di Palembang ini bekerja secara paruh waktu untuk bidang keuangan, tetapi pekerjaan utamanya adalah guru sekolah PAUD yang tentunya erat kaitan dengan pembangunan karakter dan tumbuh kembang anak, apalagi sekolah yang didirikannya merupakan lembaga pendidikan dengan berbiaya sangat terjangkau sebagai bentuk komitmen bahwa pendidikan adalah milik semua masyarakat tanpa memandang kondisi ekonomi dan latar belakang keluarga.